Permainan Flying Fox boleh jadi adalah permainan yang mengasyikan, terutama jika dilakukan saat outbond bersama teman-teman. Namun apa yang terjadi jika Fying fox itu dilaukan di atas ketinggian 150 meter dan dengan panjang kabel hampir 400 meter tanpa perangkat pengaman? Bukanya mengasyikan namun malah mengerikan.
Inilah sebuah cerita tentang perjuangan anak-anak di Rio Negro Kolombisa untuk bisa meraih pendidikan. Mereka harus mempertaruhkan dan menggantungkan nyawa mereka hampir setiap hari demi pendidikan. Ya! mereka harus bergelantungan seperti bermain Flying Fox di sebuah kabel dan kemudian bergelayutan untuk bisa sampi ke seberang bukit , tempat dimana berdiri sekolah mereka.
Kabel sepanjang 396 ini menghubungkan dua bukit yang dipisahkan oleh lembah dan sungai yang curam dengan ketinggian 150 meter. Anak-anak di Rio Negro terpaksa menggunakan kabel ini untuk transportasi ke Bukit seberang karena sekolah mereka berada di seberang bukit. karena jika harus memutar lewat jalan darat, maka akan memakan waktu yang banyak (jika menggunakan jalan darat, mereka harus menempuh lebih dari 64 km).
Anak-anak di Rio Negri hanya megandalkan Gantungan Besi Tua serta pegangan kait berbetuk huruf V sebagai penjaga nyawa mereka. Hal ini sudah bisasa dilakukan oleh anak-anak di Rio Negro demi memperoleh pendidikan mereka.
Lalu, masih inginkah kalian menyia-nyiakan pendidikan kalian. Ingatlah, perjuangan kalian belum ada apa-apanya bila dibandingkan dengan anak-anak Rio Negro demi mendapatkan pendidikan...
Inilah sebuah cerita tentang perjuangan anak-anak di Rio Negro Kolombisa untuk bisa meraih pendidikan. Mereka harus mempertaruhkan dan menggantungkan nyawa mereka hampir setiap hari demi pendidikan. Ya! mereka harus bergelantungan seperti bermain Flying Fox di sebuah kabel dan kemudian bergelayutan untuk bisa sampi ke seberang bukit , tempat dimana berdiri sekolah mereka.
Kabel sepanjang 396 ini menghubungkan dua bukit yang dipisahkan oleh lembah dan sungai yang curam dengan ketinggian 150 meter. Anak-anak di Rio Negro terpaksa menggunakan kabel ini untuk transportasi ke Bukit seberang karena sekolah mereka berada di seberang bukit. karena jika harus memutar lewat jalan darat, maka akan memakan waktu yang banyak (jika menggunakan jalan darat, mereka harus menempuh lebih dari 64 km).
Anak-anak di Rio Negri hanya megandalkan Gantungan Besi Tua serta pegangan kait berbetuk huruf V sebagai penjaga nyawa mereka. Hal ini sudah bisasa dilakukan oleh anak-anak di Rio Negro demi memperoleh pendidikan mereka.
Lalu, masih inginkah kalian menyia-nyiakan pendidikan kalian. Ingatlah, perjuangan kalian belum ada apa-apanya bila dibandingkan dengan anak-anak Rio Negro demi mendapatkan pendidikan...
Sumber: http://sekedar-tahu.blogspot.com/2011/07/flying-fox-tanpa-pengaman-demi.html#ixzz1FrEseVHF
0 komentar:
Posting Komentar