Kamis, 04 Agustus 2011

Hitam Putih Wanita Berpakaian Ketat (bagian 1)

 

Maksud dari tulisan ini bukanlah untuk mendiskriminasikan seorang wanita, akan tetapi bagaimana kita mencari jalan keluar dari permasalahan yang ditimbulkan apabila seorang wanita menggunakan pakaian ketat. Saya telah mengamati hal ini dari berbagai sudut pandang.
Pada dasarnya wanita ingin dianggap lebih oleh lawan jenisnya. Mereka merasa akan lebih yakin jika lawan jenisnya memperhatikan mereka, apabila mereka sedang berjalan. Namun disadari atau tidak cara berpakaian mereka yang ketat justru dapat menimbulkan masalah…..
Masalah – masalah yang dapat ditimbulkan dari hal tersebut adalah timbul niat jahat dari orang lain. Dengan berpakaian ketat, berarti secara langsung ataupun tidak langsung dapat mengundang kejahatan ke dalam diri mereka. Mungkin kita sering baca di koran – koran atau melihat di layar televisi tentang banyaknya kasus pelecehan atau bahkan pemerkosaan terhadap wanita.
Di salah satu acara televisi, ada kata – kata penting yang sering diucapkan, yaitu “Kejahatan terjadi bukan karena niat pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan”. Dari kata – kata tersebut para wanita harusnya dapat lebih mencerna maksud dan dan kandungannya. Bukannya justru mengundang kejahatan datang, yaitu salah satunya dengan memakai pakaian yang ketat.
Adapun hal lainnya adalah perasaan risih dari si pemakai. Disadari atau tidak, terkadang juga timbul perasaan risih. Mengapa perasaan itu bisa timbul ? Yang harus diperhatikan adalah KARENA PARA WANITA MEMAKSAKAN DIRI UNTUK MEMAKAI PAKAIAN KETAT. Dengan dalih mengikuti mode tren busana yang ada.
Memang sih tidak ada salahnya apabila wanita mengikuti tren mode, tetapi jika hal itu merupakan suatu keterpaksaan (tidak disadari) maka itu adalah suatu kerugian.
Dari segi Psikologi, para wanita juga bersifat setengah – setengah. Maksudnya adalah mereka itu mau berpakaian ketat tetapi tidak mau orang lain (lawan jenis) untuk melihat bagian tubuhnya terutama jika pakaian mereka sedikit terangkat di bagian belakang. Maka secara tidak sengaja orang yang duduk di belakang mereka akan melihat tetapi kemudian mereka lantas terburu – buru menutupinya (walaupun hanya sebentar, karena akan terangkat lagi).
Itu artinya mereka masih setengah – setengah (mau memakai pakaian ketat tetapi tidak mau menerima resiko apabila terangkat). Kalau begitu mendingan sekalian saja mereka tidak memakai pakaian ketat, maka dengan demikian mereka juga akan terbebas dari perasaan was – was tadi.

Sumber:Google.co.id

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com